Minggu pagi tanggal 17 Mei kemarin aku dan istri berangkat ke Cibinong untuk menengok rumah kami di daerah Cikaret. Sudah 2 minggu kami tidak ke sana karena berbagai kesibukan. Kebetulan hari itu ada janji ketemu dengan seseorang calon penyewa.
Satu hal yang membuatku malas bepergian adalah kemacetan di sekitar Stasiun Bojonggede yang sangat menjengkelkan. Kondisi jalan di situ sekarang sudah tak ada bagusnya sama sekali. Udah jalannya sempit dan berlubang-lubang, masih ditambah ulah tukang ojek yang memarkir motornya memakan 1/3 lebar jalan. Belum lagi angkot-angkot yang ngetem atau memutar seenaknya saja. Kondisi ini semakin diperparah dengan banyaknya penyeberang jalan yang hendak masuk maupun ke luar stasiun Bojonggede.
Sebenarnya ada 2 jalan alternatif untuk menghindari kesemrawutan lalu-lintas di sekitar sini tetapi kondisinya tidak jauh berbeda. Yang satu amat bergelombang dan yang satunya lagi dipenuhi polisi tidur. Jadi kalau dipikir-pikir percuma saja ada jalan alternatif.
Meskipun begitu kali ini aku memilih melalui Perumahan Bojong Depok Baru I atau yang lebih populer dengan sebutan "Gaperi". Jalan di dalam komplek ini lumayan mulus, kecuali ruas jalan di sekitar jembatan Sungai Ciliwung yang parah banget. Aku sempat melihat beberapa spanduk warga yang isinya ungkapan kekesalan atas kinerja Pemda serta pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap kondisi jalan perumahan ini. Ah...ternyata di mana-mana sama saja problemnya ya.
Ke luar dari Komplek Perumahan Bojong Depok II, kami bertemu dengan Jalan Sukahati menuju Pemda Cibinong. Jalan ini jauh lebih ramai, dan lebih mulus dibandingkan jalan yang kami lewati sebelumnya. Kami mengambil arah kiri hingga bertemu dengan persimpangan traffic light Jalan Baru dan Jalan Pemda Cibinong. Biasanya aku lebih memilih jalan lurus lewat Situ Cikaret yang lebih sepi pada hari Minggu, entah kenapa kali ini aku mengambil arah ke kanan yang amat padat pada setiap Minggu pagi, iseng mungkin.
Sebenarnya ada apa dengan Jalan Pemda Cibinong di Minggu pagi?
Sekadar informasi saja kalau pada setiap Minggu pagi di sepanjang jalan ini diadakan "Pasar Kaget" yang menawarkan aneka rupa barang dagangan. Bisa dikatakan segala kebutuhan yang biasa dijajakan di pasar reguler bisa dijumpai di sini. Mulai dari makanan, buah-buahan, sandang, onderdil dan asesoris kendaraan bermotor, barang kebutuhan rumah tangga, kerajinan bahkan kredit motor pun tersedia di sini. Harganya pun bervariasi tergantung kepandaian kita menawar. Inilah sebuah dilema yang dihadapi Pemda Cibinong dan mungkin juga pemda-pemda lain di Indonesia, di satu sisi ingin menggerakkan ekonomi warga tapi sisi lainnya harus mengorbankan kepentingan warga lain yaitu pengguna jalan yang harus rela antri bermacet ria.
Pada awalnya pasar kaget ini tidak seramai seperti sekarang. Paling hanya sepertiga ruas jalan yang dipakai, itu pun berada di jalur lambat. Sekarang hampir sepanjang ruas Jalan Pemda telah habis dipakai buat lapak pedagang. Bahkan aku lihat sudah ada yang mengokupasi jalur lainnya karena tidak kebagian lahan.
Padahal Jalan Raya Pemda atau nama resminya Jalan Tegar Beriman yang tebentang mulai dari pertemuan dengan Jalan Raya Bogor di sisi Timur sampai bertemu dengan perempatan Jalan Baru dan Jalan Sukahati di sisi Barat, sejatinya adalah jalan kebanggaan warga sekaligus landmark-nya kota Cibinong.
Di sini terdapat kantor-kantor penting milik pemerintah termasuk kantor Bupati Bogor. Jalan Tegar Beriman memiliki 4 lajur jalan yang lebar dan diteduhi oleh pohon-pohon penghijauan di masing-masing sisinya. Sungguh tidak berlebihan kalau ada yang bilang suasana di sini seperti "Champ Elysee" di Perancis. Amat disayangkan bila suatu saat nanti jalan ini kehilangan pesonanya, hanya karena kebijakan kurang tepat dari Pemda setempat.
Kamis 29 Oktober 2009,
ReplyDeleteSesuai dengan tuntutan pembangunan dan perkembangan Kabupaten Cibinong , maka kami menanggapi komentar Bapak dan Harian umum Pelita Edisi Kamis 08 Oktober 2009, akan melakukan musyawarah untuk mencapai yang bertujuan untuk mendapatkan tanggapan, masukan dan usulan dari masyarakat sekitar terhadap kegiatan pembangunan jalan bojong gede - kemang dan isu - isu lain yang bertujuan percepatan pembangunan dan aksesibilitas didalam memberikan pelayanan yang maksimal terhadap pengguna jalan atau masyarakat kabupaten Bogor semakin lancar dan berkembang.
Trims
Murjhani Artha Conslt.
Terima kasih juga atas tanggapan Bapak Wisnu. Semua yang saya tulis pada dasarnya adalah bukti kecintaan dan kepedulian saya pada daerah ini (Cibinong, Bojong Gede, Bogor dan sekitarnya). Semoga segala saran dan kritik yang membangun bisa lebih meningkatkan kualitas hidup dan lingkungan di sini, menuju arah yang lebih baik lagi.
ReplyDeleteyup bang stuju banget bang! mana jalan raya mana pasar jadi ga jelas... kok aneh yah masalah kebijakan agar teratur aja kok penguasa males banget nerapinnya... ga usah jauh2 bang, kebersihan kan sebagian dari iman yah.. bogorkan TEGAR BERIMAN! coba perhatikan kantor pemerintahankan yang seharusnya sebagai simbol untk keteraturan masyarakatnya sendiri, tapi disepanjang jalan perkantoran PEMDA CIBINONG tidak terdapat tong sampah.. rkyat bisa aja teratur dan bersih tapi ini sampah mo dibuang kemane! ke idung! hihi SATU LAGI NIH TUK CATATAN..acara DAHSYAT program musik RCTI yang diselenggarakan di ITC cibinong minggu tanggal 7 november 2010 memberikan hiburan hangat untuk kaula muda di cibinong dan sekitarnya. tapi dibalik itu DAHSYAT!! meninggalkan jejak keprihatinan. semua pihak penyelenggara, pejabat berwenang, khususnya pejabat dikota cibinong tidak meyepelekan kepentingan orang banyak. acara DAHSYAT yang diadakan dipelataran ITC cibinong yang sempit itu sangat tidak tepat untuk sebuah acgara yang besar dan DAHSYAT. kemacetan kendaraan dua arah sepanjang hampir 2 km dari arah citereup dan cibinong pun terjadi, para penumpang kendaraan umum pun terpaksa berjalan kaki karna kendaraan yang mereka tumpangi macet total, tidakkah terpikir para penumpang dan pengguna jalan lainnya itu memiliki berbagai kepentingan yang bukan hanya kepentingan DAHSYAT! keluh kesah para pengemudi angkutan umum pun terlontar karna berjam jam kendaraan mereka tak bergerak tak terpikirkah bagaimana mereka mengejar setoran. apakah ratusan mobil yang berderet ratusan itu membayar pajak lebih sedikit dari pada penyelenggara acara DAHSYAT. bukankah ini perlu diperhatikan oleh pihak penyelenggara dan pejawat berwenang agar dilain kesempatan bisa saling berbenah. agar sama sama tidak ada pihak yang dirugikan dan diperlakukan kurang bijak. karna ini masalah kebijakan.. pihal berwenang di cibinong bisa mengijinkan event2 besar di tempat yang berkapasitas luas dengan parkir yang cukup. saya rasa di cibinong sudah ada tempat2 seperti itu... thanks for all
ReplyDeletedi satu sisi pemerintah tengah menggalakkan yang namanya pemberdayaan ekonomi masyarakat sekaligus menambah pendapatan daerah, tetapi ibarat makan buah simalakama selalu ada ekses negatif dari kebijakan apa pun yg dikeluarkan. inilah pr bwt pemda bagaimana mereduksi ekses itu agar tidak merugikan pihak lain...kalau bisa semua pihak merasa diuntungkan, bisa tidak ya? terima kasih atas kunjungannya...
ReplyDeleteakhirnya ketemu juga blognya wong bojong,cuma mau curhat aja kok ya saya bingung melihat ada pengurukan sisi danau tonjong letaknya pas depan polsek bojong gede,kayaknya sih tidak seberapa luas tapi kok ya aneh mengokupasi danau kok ya didepan kantor polisi.harusnya dicegah sebelum merusak lingkungan.
ReplyDelete** kurang jelas status tindakan/penguruk
betul, saya juga sedih melihatnya...danau tonjong ini sejatinya danau yg indah, tetapi tanpa kepedulian kita mungkin tak akan lama lagi kita akan kehilangan keindahannya...
ReplyDeleteSelamat pagi
ReplyDeleteNice Share gan.
Semoga Pemda Lebih mengerti..
property di indonesia
perumahan green residence
perumahan cluster di jakarta
perumahan bojong depok baru
terima kasih telah berkunjung ke mari gan...
Delete