Monday, September 14, 2009
Dan ketika kenangan itu
:untuk sahabatku, EmWei
Gang kecil lengang
tak bosan menanti
entah pada siapa
rindu dialamatkan
Sebuah jalan berundak ke arah masjid
dan rumah tua di mana tinggal gadis belia
merajut hari di antara cinta dan bunga-bunga
juga burung-burung gereja
yang sesekali hinggap di beranda
Lalu rekahlah seulas senyum
di ranum kelopak gladiol
dan sebuah percakapan panjang
yang tak terucapkan
tentang masa lalu yang lindap
Sahabat kecilku,
aku percaya sebagian jiwa telah kau titipkan di sana
bersama dentang mengalun lonceng sekolah
bersama derap kaki-kaki kecil di rumput basah
Dan ketika kenangan itu terpaksa kau tanggalkan
dari sebuah tempat yang mewariskan kasih sayang
aku sadar, hanya itu yang bisa kutulis tentangmu
lewat puisi ini, sebagai lambang persahabatan abadi
Nun di sana, dalam kedamaian sebuah rumah
ada wanita dewasa bersama cintanya
di antara bunga-bunga dan barangkali burung gereja
yang sesekali hinggap di beranda
'tuk menjenguknya
(Jakarta, 18/09/09)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
wah....isih eling wae karo cah kuwi, makane riyoyo kok lewat sanding omahe...[ untung pendamping ra weruh nek bojone pernah tertambat karo teman kecilnya di gang ini, hehehe ]
ReplyDeletewah...bukan itu maksudnya Kang Eko...he..he..
ReplyDeleteaku bikin puisi ini karena dia salah seorang sahabat masa kecil yang menginspirasi hidupku...cerdas dan berwawasan. ini hanya sebentuk ungkapan kekaguman saja, tidak lebih...thanks ya...
sugeng ndalu, mas
ReplyDeleterasa2nya kok aku jadi terharu (bener2 merasa terharu) seolah-olah membayangkan mendapatkan kado dari seorang sahabat.....
terus berkarya mas, aku suka karya2nya njenengan :)
salam
-maybe
sugeng ndalu ugi (meskipun udah berganti malam yang lain)...terima kasih telah mau nengokin blogku yg sederhana ini...alhamdulillah masih ada orang yg memuji tulisanku...semoga saja akan jadi motivasi bwt aku untuk nulis lebih baik lagi...salam kembali.
ReplyDelete